BERITA DARI ESPORTS UP NEWS

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN, TERIMAKASIH

Bintang “Binx” Tanda Tangani Kontrak Tim Esports, Pindah Tim?

Bintang Pamungkas “Binx” bukanlah nama asing di esports Indonesia. Binx memulai karir sebagai pemain profesional di League of Legends. Lalu ketika Arena of Valor memasuki season kedua Binx bergabung dengan Bigetron Esports bersama dengan Age, Teemola, Bay, dan Fall.
Sumber: GGWP.ID
Nama Binx di AoV mulai dikenal ketika BTR tampil di Arena of Valor Star League (ASL) musim pertama. Saat itu Binx mengisi posisi Dark Slayer Lane.
“Kalo ketemu gua tolong DS Lanenya ditemenin terus ya,” ucap Binx saat pengenalan tim BTR ASL Season 1
Binx memiliki gaya permainan yang unik dan luar biasa. Binx selalu menggunakan hero Dark Slayer yang tidak biasa seperti Raz dan juga Zill. Binx juga dikenal hingga salah satu pemain Team Olympus yaitu Hak. Salah satu konten Hak bahkan menyebutkan bahwa Raz adalah seorang Binx.
Sumber: Liquidpedia
Setelah ASL Season 1 berakhir, Binx pindah dari tim BTR menuju RRQ. Peforma RRQ pada ASL Season 2 di awal musim cukup memuaskan. Namun pada penghujung musim RRQ tergelincir dan bahkan tidak lolos ke babak Grand Final.
Setelah ASL Season 2 berakhir Binx bermain di Saudara Esports untuk turnamen ESL. Namun setelah ESL berakhir Binx mengucapkan salam perpisahan dengan Arena of Valor.
Sumber: Instagram Bintangkarel
Binx mencoba peruntungan di game lain yaitu Mobile Legends. Di game Mobile Legends Binx memulai dengan menjadi seorang streamer dan baru-baru ini melaui Instagram Binx mengunggah foto bahwa menandatangan sebuah kontrak bersama tim esports.
Nah, bagaimana sobat Revival? Kira-kira Binx akan bermain untuk tim mana ya? Kita tunggu saja ya!

Pendapatan Mobile Legends Sentuh 500 Juta USD, Asia Tenggara Sumbang Pendapatan Terbesar

Mobile Legends: Bang Bang dari Moonton mengalami pertumbuhan eksplosif selama setahun terakhir untuk menambah pendapatan bruto hingga USD 502,5 juta.
Dilansir dari Sensor TowerMobile Legends mengalami peningkatan pengeluaran penggunanya setiap tahun, memuncak pada USD 214,1 juta pada tahun 2019, naik 36 persen setiap tahunnya.
Mobile Legends mengalami tahun terbaiknya pada Desember 2019, menghasilkan USD 24,4 juta, hal itu didorong oleh rilisnya versi 2.0 Mobile Legends.
Mobile Legends, pendapatan kotor tahunan dari 2016 hingga 2019
Sumber: Sensor Tower
Sebagian besar pendapatan Mobile Legends didapatkan dari wilayah Asia, terutama Asia Tenggara, di mana berhasil mendapatkan USD 307 juta atau sekitar 61 persen dari total pendapatan sejak diluncurkan.
Bukan Indonesia, melainkan Malaysia yang menjadi pasar Mobile Legends yang paling menguntungkan, dengan para pemain di sana menghabiskan USD 87,5 juta dalam permainan, atau 17 persen dari total pendapatan.
Indonesia berada di peringkat ke-2 untuk pengeluaran pemain, menghasilkan USD 69,2 juta, atau 14 persen dari total, sementara Amerika Serikat berada di urutan ke-3, mengumpulkan USD 64,1 juta, atau 12,8 persen dari semua pendapatan.
Negara teratas yang paling banyak mengunduh game ini adalah Indonesia, mencapai 100,1 juta, atau 36 persen. Filipina berada di peringkat kedua dengan 41,2 juta unduhan atau 15 persen, sedangkan Vietnam berada di peringkat ketiga dengan 21,3 juta pemasangan, atau 8 persen dari total.
Mobile Legends juga mendapatkan USD 340 juta atau 68 persen dari pengeluaran pengguna versi Google Play. Sementara itu, pengguna App Store menghabiskan USD 162,4 juta, atau 32 persen dari total. Pendapatan rata-rata per unduhan untuk Mobile Legends saat ini sekitar USD 1,80.

Oura Umumkan Kepergiannya dari EVOS dan Kompetitif Mobile Legends!

Sebagai salah satu pemain yang membela EVOS Esports sejak lama, Eko “Oura” Julianto nampaknya bakal mencoba jalan baru di tahun 2020 dengan memutuskan untuk pensiun dari kompetitif Mobile Legends.
Melalui video perpisahan berdurasi 2 menit 32 detik pada kanal YouTube EVOS TV, Oura memberikan cerita serta keluh kesahnya selama bernaung di dalam EVOS Esports.
Berjuang kurang lebih selama 3 tahun, Oura tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh personil serta jajaran EVOS Esports yang telah membentuknya hingga sebesar sekarang.
ia juga pun mengumumkan bahwa gelaran M1 World Championship yang berhasil EVOS Esports menangi kemarin merupakan turnamen kompetitif Mobile Legends terakhirnya. Sebuah tanda bahwa Oura benar-benar bakal berhenti dari dunia kompetitif.
Bisa dikatakan, Oura merupakan salah satu pilar dibalik suksesnya EVOS Esports. Telah bergabung sejak terbentuknya EVOS Esports divisi Mobile Legends, asam garam kompetitif rasanya telah banyak ia rasakan
oura pensiun
Sumber: EVOS TV
Juara IENC 2019 bisa dikatakan menjadi awal puncak karir Oura bersama EVOS Esports. Selepas prestasi tersebut, berbagai gelar tak berhenti datang untuk mengisi lemari piala dari tim EVOS Esports.
Yang paling terbaik? Tentu saja ketika mereka berhasil menjuarai MPL Indonesia Season 4 serta turnamen Mobile Legends terbesar di dunia M1 World Championship. Lebih berkesan lagi karena pada M1 Oura didapuk sebagai MVP.
Tidak hanya berprestasi bagi EVOS Esports, Oura pun juga menjadi salah satu pemain yang berkontribusi atas medali perak yang diraih Indonesia pada cabang Mobile Legends.
oura pensiun
Sumber: EVOS TV
Sementara itu, dengan kepergian Oura yang memilih pensiun EVOS Esports sampai saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mengumumkan para punggawanya dalam mengarungi persaingan MPL Indonesia Season 5.
Dengan resmi pamit dari panggung kompetitif, Oura tentunya bakal dikenang sebagai offlaner/fighter terbaik di masa jayanya sebagai pemain profesional. Good luck for you, Legend!

Tim ExoG asal Pontianak Keluar Sebagai Pemenang Red Bull Rebellion Rising Star Challenge

Red Bull Rebellion Rising Star Challenge bukanlah event esports biasa, sebab dalam event ini tim Red Bull Rebellion mencari bakat-bakat baru yang belum pernah tersentuh oleh tim lain. Turnamen yang berlangsung selama delapan hari ini, diikuti oleh 500 tim lebih yang terbagi ke dalam empat grup berbeda.
Pada setiap grup tersebut muncul tim-tim kuat yang berhak untuk berlaga di babak grand final Red Bull Rebellion Rising Star Challenge yang dilangsungkan pada tanggal 1 Februari 2020. Mereka adalah ExoG dan Public PTK asal Pontianak, KHG Molly asal Balikpapan, dan yang terakhir Putangers asal Surabaya.
Grand final dari Red Bull Rebellion Rising Star dibuka pertandingan KHG Molly melawan Putangers. Pada game ini KHG Molly berhasil menguasai permainan dengan sangat baik sehingga menyelesaikan game dengan posisi 2 vs 0.
Babak berikutnya adalah ExoG melawan Public PTK. Kedua game yang dilalui oleh kedua tim selalu berjalan seimbang di early game tapi sangat meruncing di late game. ExoG sangat mendominasi semua lane sehingga Public PTK harus menyerah kalah dengan posisi yang hampir mirip dengan game sebelumnya,  2 vs 0.
Perebutan posisi ketiga mempertemukan Public PTK melawan Putangers. Game ini berjalan cukup seimbang hingga sempat terjadi kejar mengejar kill. Sayang, Putangers yang menang di awal harus mengakui kekuatan Public PTK hingga akhirnya game ini ditutup dengan skor 2 vs 1 untuk Public PTK.
Babak grand final dari Red Bull Rebellion Rising Star mempertemukan ExoG dengan KHG Molly. Kali ini game berjalan dengan format best of five. KHG Molly yang bermain agresif berhasil membuat ExoG ketinggalan di awal permainan. Sayangnya kondisi ini tidak bisa bertahan lama, karena ExoG berhasil bangkit dan menutup permainan dengan kemenangan.
Game berikutnya juga berjalan mirip dengan game pertama, tapi bedanya kali ini sebuah dive yang salah perhitungan dari KHG Molly membuahkan sebuah snowball yang tidak bisa dibendung sempurna oleh KHG Molly.
Game terakhir sekaligus menjadi penentuan berjalan dengan cukup menegangkan. ExoG terkena empat kill sekaligus di early game. Tapi kondisi ini tidak menghasilkan efek snowball yang diharapkan KHG Molly. Justru ExoG berhasil membalikkan keadaan dan berhasil menciptakan snowball dengan memanfaatkan Lord pushGame ketiga menjadi penutup sekaligus penanda kalau ExoG asal Pontianak menjadi pemenang Red Bull Rebellion Rising Star.

Profil Empat Tim Finalis

ExoG merupakan tim yang menempati grup kedua saat penyisihan Red Bull Rebellion Rising Star berlangsung. Sepanjang event, tim yang berisikan ExoG Ridakk, ExoG Derr, ExoG Icinn, ExoG Wibuu, dan ExoG Igonn Ini merupakan tim yang sangat kuat dengan pembagian role yang cukup sederhana tapi efektif. 
Tim berikutnya adalah KHG Molly yang berhasil menduduki posisi kedua di Red Bull Rebellion Rising Star. Tim ini diperkuat oleh KHG Reney Zoldyck, KHG Tequila, KHG Silva Zoldyck, KHG Barbossa Zoldyck, dan KHG Molly Zoldyck. Pada dasarnya tim KHG Molly merupakan tim multi role yang didominasi oleh mage dan fighter.
Role terbanyak di tim ini dipegang oleh KHG Barbossa Zoldyck yang bisa menggunakan, Mage, Tank, dan Assassin sekaligus. Diikuti oleh KHG Molly Zoldyck yang bisa menggunakan Fighter dan Marksman.
Tim Putangers asal Surabaya merupakan tim yang menduduki posisi ketiga di Red Bull Rebellion Rising Star. Tim ini diperkuat oleh Putangers Freeza, Putangers BABYWWW, Putangers Kyosh, Putangers Elfano, dan Putangers Percy. Tim asal Surabaya ini memiliki kombinasi role yang cukup lengkap dengan role Marksman dan Fighter yang paling mendominasi.
Role terbanyak di tim ini Putangers Freeza dengan Mage, Marksman dan Assassin. Kemudian disusul dengan Putangers Kyosh yang menguasai Tank dan Fighter sekaligus.
Tim terakhir yang menduduki juara empat di Red Bull Rebellion Rising Star adalah Public PTK asal Pontianak. Tim ini diperkuat oleh Public PTK Scream, Public PTK Erdogan, Public PTK Afen, Public PTK Ipin, dan Public PTK Sumail. Dalam urusan role, Public PTK memiliki formasi mirip dengan ExoG. Bedanya tim ini hanya memiliki satu Tank saja yang dibarengi dengan satu Fighter.

Tim Red Bull Rebellion

Berakhirnya babak grand final Red Bull Rebellion Rising Star menjadi penanda kalau Red Bull Rebellion akhirnya memiliki tim Mobile Legends Bang Bang sendiri. Tim tersebut terdiri dari personil ExoG plus dua orang pemain KHG Molly. Inilah ketujuh pemain yang dipilih untuk bergabung dengan tim Mobile Legends Bang Bang Red Bull Rebellion:
  • Therryco Jonathan Gabriel (Igonn.)
  • Danang Sigit Widianto (Wibuu.)
  • Sahrulkan (Icinn.)
  • Muhammad Ridho Ali (Ridakk.)
  • Derry Syahbandi (Derr.)
  • Kriesna Rafie Gerhana (Tequila)
  • Arya Al Nazhari (Barbossa Zoldyck)
Igonn, Derr, dan Icinn, mendapatkan rekan baru melalui kehadiran Barbossa Zoldyck. Dengan formasi ini diharapkan tim Red Bull Rebellion bisa lebih fleksibel dalam melepas pasang Tank dan Mage mereka. Sementara itu Wibuu kini tidak sendirian berkat hadirnya Tequila yang menguasai role Fighter. Posisi yang tidak berubah adalah, Ridakk yang menjadi satu-satunya Marksman di tim Red Bull Rebellion. 
“Dengan hadirnya Igonn, Wibuu, Icinn, Ridaak, Derr, Tequila, dan Barbossa Zoldyck, tim Mobile Legends Bang Bang Red Bull Rebellion seharusnya sudah lebih dari siap untuk berprestasi pada event nasional dan internasional.” Ujar Mr. Jo selaku CEO Red Bull Rebellion.
“Misi Red Bull Rebellion jelas jauh dari kata selesai. Masih banyak yang harus kami lakukan untuk tim dan ekosistem esports di Indonesia. Kami berharap tahun 2020 menjadi tahun yang bersejarah bagi esports Indonesia karena hadirnya tim Red Bull Rebellion dalam upayanya melakukan regenerasi atlet esports di Indonesia.” Tutup Mr. Jo.

Penonton MPL Indonesia Kalahkan Turnamen Global CS:GO & Rainbow Six Siege

Ketenaran game Mobile Legends Bang Bang di tanah air sangatlah terasa, alih-alih menurun seperti game pesaingnya, MLBB malah semakin meroket setiap tahun.
Tidak kalah dengan segi kompetitifnya, liga profesional MPL Indonesia yang sudah memasuki season 5 ternyata sangatlah populer.
Kepopuleran MPL Season 5 terbukti dengan jumlah total penonton yang ternyata mampu mengalahkan turnamen kelas dunia seperti Six Invitational 2020 dan BLAST Pro Series Spring yang merupakan turnamen skala global Rainbow Six Siege dan Counter Strike:Global Offensive.
Diambil dari data yang dikumpulkan oleh Esports Charts, nyatanya penonton MPL Indonesia Season 5 berada diposisi kedua dalam top 5 turnamen esports dunia yang diadakan minggu kedua bulan Februari ini.
Terlihat kalau penonton MPL Indonesia Season 5 berada diposisi kedua dengan jumlah total mencapai 476k, mungkin hanya beda beberapa puluh orang dari posisi pertama yang diambil oleh LEC yang merupakan liga regional League of Legends Eropa yang totalnya sama.
Angka ini tentunya sangatlah gila, mengingat MPL Season 5 hanya ditonton dari negara Indonesia saja, turnamen global CS:GO dan R6 bisa dikalahkan dengan jauh, mereka hanya bisa mencapai angka dibawah 400k penonton.
Yang membuat pencapaian ini lebih gila lagi adalah turnamen global CS:GO dan R6S faktanya diikuti oleh berbagai organisasi esports terbesar di dunia, turnamen ini diisi oleh tim sekelas Team Liquid, FNATIC, Evil Geniuses, Astralis, G2 Esports dan masih banyak lainnya.
Fakta ini juga bisa menjadi data pembantu kalau misalnya esports mobile itu sudah bisa bersaing dengan esports PC secara keseluruhan, bahkan bisa mengalahkan jumlah penontonya dengan angka yang cukup jauh.
Sumber : Moonton
MPL Indonesia Season 5 baru saja dimulai minggu ini, namun sudah bisa mengalahkan turnamen global yang sudah dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama, karena MPL ini sistemnya liga maka pertandingan masih akan berlanjut beberapa minggu ke depan.

Hanss, ex-EVOS AoV Resmi Banting Setir ke Mobile Legends

Setelah dikabarkan keluar dari EVOS divisi Arena of Valor beberapa hari yang lalu, kali ini pemain yang bernama lengkap, Farhan Akbari “Hanss” Ardiansyah tersebut terlihat sudah bergabung dengan EVOS MLBB divisi 2 yang akan mengikuti turnamen MDL
Kabar awal pindahnya Hanss ke Mobile Legends keluar setelah sang pelatih EVOS.AoV, Ruichen yang mengkonfirmasi kalau Hanss telah keluar dari skuat dan bergabung ke EVOS Mobile Legends lewat instastory.
Sampai akhirnya kemarin, wajah Hanss terlihat sedang bersama para pemain EVOS Mobile Legends divisi 2 dalam acara media day untuk Mobile Legends Development League yang diselenggarakan oleh Mineski.
Sumber : Instastory Mineski
Terlihat dalam salah satu instastory dari akun Instagram Mineski, ada wajah Hanss dipaling kiri sedang mengikuti sesi foto untuk MDL Season 1. Diketahui foto ini diambil pada tanggal 4 Februari kemarin.
Hanss sendiri diketahui merupakan salah satu pemain Arena of Valor terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, dirinya bersama Wirraw telah mengikuti berbagai turnamen internasional bersama EVOS.
Pada level nasional sendiri, Hanss dan EVOS sampai saat ini masih menjadi yang pertama. Trofi ASL sudah dimenangkannya sebanyak 3x berturut-turut. Belum lagi, ditambah dengan turnamen lainnya.
Sumber : EVOS Esports
Sampai saat ini, pihak organisasi EVOS memang belum mengkonfirmasi perpindahan ini, namun dari divisi Aov, pelatih dan manajer sudah mengkonfirmasi kalau Hanss sudah bukan bagian dari divisi AoV lagi.
Perpindahan pemain profesional AoV ke Mobile Legends sendiri sudah sering terjadi, dari mulai Phoenix, Teemola, Susugajah dan sekarang kemungkinan besar Hanss ikut pindah.
Langkah ini juga mungkin menjadi cara bagi Hanss untuk tetap bisa bertahan di ranah esports Indonesia mengingat esports AoV di tanah air sudah sangat sepi dibanding dengan game lainnya, terutama Mobile Legends.

Bintang “Binx” Tanda Tangani Kontrak Tim Esports, Pindah Tim?

Bintang Pamungkas “Binx” bukanlah nama asing di esports Indonesia. Binx memulai karir sebagai pemain profesional di  League of Legends . La...